7 keadaan medis yang mana menyebabkan seseorang tidak ada boleh cabut gigi

DKI Jakarta – Pencabutan gigi merupakan prosedur medis yang dimaksud umum direalisasikan untuk mengatasi bermacam kesulitan kesehatan gigi. Prosedur ini biasanya diwujudkan sewaktu gigi mengalami kerusakan parah, infeksi, atau hambatan lainnya yang tiada dapat diatasi dengan perawatan lain.
Namun, terdapat beberapa situasi medis tertentu yang dimaksud menyebabkan prosedur ini tak disarankan lantaran dapat memunculkan risiko kritis bagi pasien. Berikut adalah tujuh status yang sebaiknya dihindari pada waktu mempertimbangkan pencabutan gigi.
7 keadaan medis yang dimaksud dilarang untuk cabut gigi
1. Gangguan pembekuan darah
Penderita hemofilia atau penyakit von Willebrand miliki kemampuan pembekuan darah yang mana terganggu. Prosedur pencabutan gigi pada pasien dengan status ini dapat menyebabkan pendarahan yang mana sulit dihentikan, sehingga diperlukan penanganan khusus sebelum tindakan dilakukan.
2. Penyakit jantung
Pasien dengan penyakit jantung bawaan atau yang dimaksud baru belaka menjalani operasi jantung berisiko membesar mengalami komplikasi ketika pencabutan gigi. Risiko infeksi kemudian stres pada tubuh dapat memperburuk keadaan jantung, sehingga konsultasi dengan dokter spesialis sangat penting sebelum menjalani prosedur ini.
3. Diabetes yang dimaksud tidak ada terkontrol
Diabetes yang digunakan bukan terkontrol dapat memperlambat langkah-langkah penyembuhan kemudian meningkatkan risiko infeksi pasca pencabutan gigi. Kadar gula darah yang digunakan besar menghambat aliran darah lalu kemampuan tubuh untuk berperang melawan infeksi, sehingga prosedur ini sebaiknya ditunda hingga keadaan pasien stabil.
4. Kehamilan
Pencabutan gigi pada trimester pertama kehamilan tidaklah disarankan oleh sebab itu dapat mempengaruhi perkembangan janin. Selain itu, pada trimester ketiga, tempat berbaring di waktu lama selama prosedur dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Trimester kedua dianggap sebagai periode paling aman untuk tindakan ini, namun terus memerlukan konsultasi dengan dokter.
5. Sistem imun yang tersebut lemah
Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita tumor ganas yang menjalani kemoterapi, berisiko tinggi mengalami infeksi setelahnya pencabutan gigi. Prosedur ini sebaiknya ditunda hingga status imun pasien membaik untuk menyavoid komplikasi serius.
6. Alergi terhadap obat anestesi
Beberapa individu memiliki alergi terhadap obat anestesi lokal yang dimaksud digunakan selama pencabutan gigi. Reaksi alergi dapat sebagai ruam, pembengkakan, atau bahkan tekanan darah rendah. Penting untuk memberitahukan riwayat alergi terhadap dokter sebelum prosedur dilakukan.
7. Infeksi akut atau demam
Melakukan pencabutan gigi pada waktu mengalami infeksi akut atau demam dapat memperburuk keadaan keseimbangan kemudian meningkatkan risiko penyebaran infeksi. Sebaiknya, prosedur ini ditunda hingga pasien pulih sepenuhnya dari infeksi tersebut.
Sebelum memutuskan untuk mencabut gigi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi dan, jikalau perlu, dokter spesialis terkait. Konsultasi ini bertujuan untuk menjamin bahwa kebijakan yang digunakan diambil sesuai dengan status kesehatan pasien secara menyeluruh.
Evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kesegaran pasien akan membantu menentukan waktu yang mana tepat dan juga metode yang tersebut aman untuk melakukan prosedur ini. Dengan begitu, risiko komplikasi yang mana dapat membahayakan kesehatan dapat dihindari.
Artikel ini disadur dari 7 kondisi medis yang membuat seseorang tidak boleh cabut gigi