Pertemuan Presiden Xi juga Kepala Negara Rusia kokohkan hubungan China-Rusia

Beijing – Presiden China Xi Jinping lalu Presiden Rusia Vladimir Pemimpin Rusia bertemu di Kota Moskow dan juga mengokohkan hubungan kedua negara sebagai sekutu.
"Kami setuju untuk terus memperdalam koordinasi strategis, memacu pertumbuhan hubungan China-Rusia yang tersebut stabil, sehat, dan juga berkualitas tinggi, kata Presiden Xi Jinping seperti termuat di laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses ANTARA dari Beijing, Jumat.
Ia menambahkan bahwa kedua negara juga akan bersama-sama menegakkan perspektif sejarah yang benar tentang Perang Bumi II, menyimpan otoritas PBB, serta membela keadilan internasional."
Pertemuan yang dimaksud berlangsung pada Kamis (8/5) di Aula Georgievsky, Istana Kremlin yang diawali dengan sambutan kenegaraan dengan iringan musik dari band militer memainkan lagu kebangsaan China serta Rusia.
"Hubungan bertetangga yang mana baik dan juga tahan lama dan juga kerja identik yang mana saling menguntungkan telah lama bermetamorfosis menjadi ciri khas hubungan ini. Fondasi kepercayaan kebijakan pemerintah telah dilakukan meningkat tambahan kuat, ikatan kerja serupa yang tersebut berorientasi pada hasil sudah pernah berubah menjadi lebih besar kokoh," tambah Presiden Xi.
Delapan puluh tahun yang lalu, ungkap Presiden Xi, rakyat China lalu Rusia sudah pernah melakukan pengorbanan yang digunakan sangat besar dan juga memperoleh kemenangan besar pada Perang Global II.
"Saat ini, di menghadapi arus unilateralisme, intimidasi juga urusan politik kekuasaan, China bekerja sejenis dengan Rusia untuk mengerjakan tanggung jawab negara-negara besar lalu anggota masih Dewan Keselamatan PBB untuk menegakkan perspektif sejarah yang mana benar tentang Perang Bumi II," jelas Presiden Xi.
"China juga bekerja mirip dengan Rusia merawat otoritas juga kedudukan PBB dan juga membela hak serta kepentingan China, Rusia lalu semua negara tumbuh lainnya," kata Presiden Xi lebih lanjut lanjut.
Selain itu, menurut Presiden Xi, China serta Rusia juga bersama-sama memasarkan planet multipolar yang setara lalu tertib juga globalisasi kegiatan ekonomi yang mana inklusif serta bermanfaat secara universal.
Presiden Xi juga menegaskan China kemudian Rusia harus masih berpegang pada kerja mirip menyeluruh, memanfaatkan sistem lapangan usaha kedua negara untuk memperluas kerja sebanding dalam bidang perdagangan, energi, pertanian, penerbangan kemudian antariksa, dan juga kecerdasan buatan.
"Kami harus memulai pembangunan kerangka kerja berstandar tinggi untuk konektivitas dengan mensinergikan kerja mirip 'Belt and Road Initiative' lalu 'Eurasian Economic Union'," tambah Presiden Xi.
Selain itu, China dan juga Rusia juga akan terus meningkatkan kerja mirip bidang budaya di antaranya pendidikan, film, pariwisata, olahraga, lalu sesudah itu lintas antar-masyarakat yang dimaksud lebih besar erat.
"China juga Rusia harus terlibat pada koordinasi juga kerja sebanding yang digunakan lebih besar erat pada 'platform" multilateral seperti PBB, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) lalu BRICS untuk menjaga solidaritas Global South, menegakkan multilateralisme sejati kemudian mempelopori reformasi tata kelola global ke arah yang digunakan benar," tambah Presiden Xi.
Terlepas dari pembaharuan lingkungan eksternal, China, kata Presiden Xi akan dengan tegas berfokus pada pengelolaan pada negerinya dengan baik.
"China akan bekerja sejenis dengan Rusia untuk menegakkan sistem perdagangan multilateral global, melindungi agar rantai bidang serta pasokan global permanen stabil lalu berfungsi dengan baik, juga menegakkan keadilan dan juga kesetaraan internasional," ungkap Presiden Xi.
Sedangkan Presiden Pemimpin Rusia menyampaikan kunjungan Presiden Xi sangat penting, oleh sebab itu tiada belaka akan menggalakkan pengembangan hubungan Rusia-China tetapi juga membantu menyimpan hasil kemenangan Perang Global II.
"Hubungan Rusia-China dibangun berhadapan dengan dasar kesetaraan kemudian rasa saling menghormati. Hubungan yang disebutkan tak ditujukan terhadap pihak ketiga mana pun atau dipengaruhi oleh hambatan sementara apa pun," kata Presiden Putin.
Rusia, kata Presiden Putin, dengan tegas berpegang pada prinsip "Satu China" dan juga secara konsistensi menggalang tempat China terkait hambatan Taiwan.
Menurut Presiden Putin, Rusia juga akan bekerja identik dengan China untuk menjaga ada komunikasi pejabat tingkat tinggi yang mana erat, meningkatkan kekuatan kerja sejenis yang digunakan berorientasi pada hasil ke bidang perdagangan, investasi, energi, pertanian, sains, serta teknologi, tak lama kemudian lintas rakyat dan juga semakin memperluas dimensi kerja sebanding pada Timur Jauh.
"Pemberlakuan tarif dagang yang besar bertentangan dengan akal fit dan juga tiada memiliki dasar hukum hal itu belaka akan berubah menjadi bumerang," tegas Presiden Putin.
Kedua negara juga setuju meningkatkan koordinasi juga kerja sebanding di kerangka kerja multilateral seperti PBB, SCO, serta BRICS, menyokong bumi multipolar, bersama-sama menentang unilateralisme, menolak penyalahgunaan sanksi juga konfrontasi berbasis blok, juga menyimpan kepentingan sama-sama komunitas internasional.
Setelah pembicaraan tersebut, kedua presiden menyetujui secara resmi Pernyataan Bersama antara Republik Rakyat China lalu Federasi Rusia tentang "Pendalaman Lebih Lanjut Kemitraan Penting Komprehensif China-Rusia untuk Kerjasama Era Baru pada Peringatan 80 Tahun Kejayaan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang, Perang Patriotik Raya Uni Soviet, serta Berdirinya PBB".
Kedua presiden menyaksikan pertukaran lebih besar dari 20 dokumen kerja sejenis bilateral, yang mana pada bidang stabilitas strategis global, penegakan otoritas hukum internasional, keamanan biologis, proteksi investasi, dunia usaha digital, karantina juga kerja identik perfilman.
Turut hadir pada penghadapan yang disebutkan Menteri Luar Negeri China Wang Yi kemudian Kepala Sekretariat Kepresidenan China Cai Qi.
Presiden Presiden Rusia juga menyelenggarakan jamuan makan siang untuk Presiden Xi.
Artikel ini disadur dari Pertemuan Presiden Xi dan Putin kokohkan hubungan China-Rusia